Breaking News
Loading...
Friday 21 November 2014

Innovasi: Awet Karena Formalin? No Way. Pakai Kitosan!

Judul:
Awet Karena Formalin? No Way. Pakai Kitosan! (Last Longer with Formalin? No Way. Use Chitosan!)

Deskripsi Singkat:
Pemakaian Formalin sebagai pengawet bahan pangan telah menjadi kontroversi serius, karena formalin bukan pengawet untuk makanan, dan selain itu, bisa beresiko serius pada kesehatan jika pemakaiannya dilakukan secara sembrono. Kitosan menawarkan substitusi alami yang aman, karena dibuat dari limbah pengolahan makanan, yaitu limbah invertebrata laut, seperti udang atau kepiting. Limbah invertebrata laut ini diproses menjadi Kitosan melalui tahapan proses demineralisasi, deproteinasi, serta deasetilasi, pada limbah yang telah dikeringkan dan dihaluskan. Larutan Kitosan ini telah diaplikasikan secara memuaskan pada pengolahan ikan asin. Kitosan bisa juga digunakan sebagai pelapis bahan makanan dengan melarutkan kitosan bubuk dengan asam cuka dan air.

Short Description:
A natural preservative formula using byproducts from sea invertebrae creatures such as shrimps, can be a substitute for formalin that has been used commonly in the dried salt fish industry. It is safe to be consumed and can also be used to coat other perishable food products. The production process is based on Protan Lab. standard and for best preservation results is achieved by using 1.5% chitosan solution.



Perspektif:
Mencari solusi lain untuk formulasi pengawetan yang jauh lebih aman dengan menggunakan sisa dari produk yang menjadi limbah dan diolah dengan tepat guna, membuat inovasi ini sangat menjanjikan.

Keunggulan Inovasi:

  1. Bersifat alami
  2. Dapat menggantikan formalin sehingga kualitas ikan asin lebih aman dan sehat
  3. Sebagai pengawet, mempertahankan mutu dan kualitas produk makanan
  4. Tahan lama


Potensi Aplikasi:
Industri ikan kering dan industri makanan lainnya yang membutuhkan pengawet alami.

Inovator
Nama : Sugeng Heri Suseno, S.Pi., MSi
Institusi : IPB
Alamat : Kantor Direktorat Riset dan Kajian Strategis Ged. Rektorat IPB Lt. 5, Kampus IPB Darmaga Bogor, 16680
Status Paten: Telah Terdaftar
Kesiapan Inovasi: *** Telah Dikomersialkan
Kerjasama Bisnis: *** Terbuka
Peringkat Inovasi: *** Paling Prospektif

NOTE:
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk Kelautan dan Perikanan (Research and Development Center for Marine and Fisheries Product Processing and Biotechnology, BBP4KP) is the research center belonging government to make a product from fisheries and marine material. Many research is doing there include food product and nonfood product.
The term fish processing refers to the processes associated with fish and fish products between the time fish are caught or harvested, and the time the final product is delivered to the customer. Although the term refers specifically to fish, in practice it is extended to cover any aquatic organisms harvested for commercial purposes, whether caught in wild fisheries or harvested from aquaculture or fish farming.
Fish processing can be subdivided into fish handling, which is the preliminary processing of raw fish, and the manufacture of fish products. Another natural subdivision is into primary processing involved in the filleting and freezing of fresh fish for onward distribution to fresh fish retail and catering outlets, and the secondary processing that produces chilled, frozen and canned products for the retail and catering trades.

0 komentar:

Post a Comment

 
Toggle Footer